Tuesday, February 21, 2023

Maharani

 MAHARANI


brukk....

brakkk....

brukkk....

Rani berlari sekuat kakinya,

nafasnya terengah peluh bercucuran baju sekolahnya sudah basah oleh keringat dan juga berdebu karena tadi Rani sempat terjerembab saat kakinya tersandung ketika berusaha lari dengan cepat menghindari sesuatu itu...

sambil berlari Rani masih sempat untuk menoleh ke belakang memastikan apapun yang mengejarnya dapat dengan segera kehilangan jejaknya, 

namun Rani masih melihatnya, sesuatu yang bergerak sangat besar dan sangat cepat seolah hendak mencabik dirinya, merenggut perasaannya, merobek baju sekolahnya, menarik tas slempang berisi buku buku pelajaran yang tebal dan pastinya berat dan bahkan mungkin menghabisi nyawanya....

Rani ketakutan....

segera mempercepat larinya menerobos lorong lorong gelap dan kumuh di pinggiran kota Lembang Sari, menerjang semak belukar rimbun, melompat beberapa pagar rendah terbuat dari bambu yang melintang di taman kecil deket sungai yang berhulu di muara laut utara,

Rani hampir kehabisan tenaga, seolah tangan yang tak kelihatan ini mulai mendekatinya, menyentuhnya dan kemudian mencengkram leher dan hendak mencekiknya, atau sudah mencekiknya karena Rani merasakan lehernya sudah tercekik sehingga nafasnya teramat sesak... tapi Rani pantang menyerah berlari dan terus berlari....

seinget Rani dirinya selalu berlari setiap sabtu dan minggu pagi, lalu latihan fisik, dan di lanjutkan dengan bermain volley sampai menghabiskan waktu berjam jam, Rani yakin fisiknya kuat, dan kemampuan larinya pun hebat, makanya di sekolah Rani di tunjuk oleh guru olahraga untuk menjadi team kapten volley putri dan tak pernah mengecewakan sekolah dan selalu membuat bangga teman teman team, teman kelas bahkan team lawan pun mengakui kehebatan Rani, teamnya selalu mendapatkan juara baik antar sekolah antar regu dan bahkan belum lama ini Rani membawa teamnya untuk memboyong piala wali kota Lembang Sari ke sekolahnya.

Rani masih berlari dengan cepat dia yakin apapun itu yang mengejarnya tidak akan dapat menyusulnya.

setelah yakin tidak ada lagi yang mengejarnya Rani pun memutuskan untuk menghentikan larinya, mencari tempat yang aman, di sekelilingnya adalah tempat yang terbuka sebuah taman, dan banyak sekali orang orang di sekitarnya, Rani bernafas lega, matanya mencari cari tempat yang enak untuk beristrahat setelah tadi berlari lari menghindari sesuatu,

namun belum lama beristrahat, tiba tiba Rani mendengar suara itu...

brukkk...

braakk....

bruukkk...

berulang ulang dan berulang

terdengar di telinga Rani yang setengah terlelap, antara tidur dan bangun mungkin setengah halu juga...

kelopak mata Rani yang tadi setengah terbuka perlahan menutup lagi,

sayup terdengar...

kemudiaan dekaat....

sayup sayup lagi...

kemudian suara itu semakin dekat dan dekat dan akhirnya baru di sadari setelah Rani membuka mata,,

tadinya hanya samar saja namun sekarang jelas terlihat piko adik bungsunya yang masih duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar tampak sedang memainkan laci meja belajar Maharani dengan cara di buka kemudian di tutup dengan keras di buka lagi dan kemudian di tutup lagi....

berulang dan berulang....

Rani berfikir cepat, dengan tubuh masih merebah matanya berputar melihat sekelilingnya, ternyata dia berada dalam kamarnya terlentang di kasurnya sendiri, masih memakai seragam SMA-nya baru di sadari bahwa ternyata aksi kejar kejaran dan pelarian barusan adalah hanya mimpi, 

mimpi di siang bolong, 

Rani masih melihat piko memainkan laci meja belajarnya, kemudian sifat jahilnya timbul hendak membuat kaget adik bungsunya ....

dan benar saja.... Rani berteriak keras sekali

mamaahhh....

lengkingan 3 oktaf Maharani memanggil mamahnya terdengar melengking sampai ke lantai 1 di ruang dapur...

sementara di lihat oleh Maharani si piko dengan tamopang kaget yang menggemaskan segera beringsut turun dari kursi meja belajar dan kemudian berlari gesit ke arah pintu,

dan sebelum tubuhnya menghilang di balik pintu kamar yang terbuka kepala piko masih sempat mempalingkan wajahnya ke arah Maharani yang sedang mengawasi adeknya itu dan kemudian si piko dengan segera menjulurkan lidahnya disertai ludah yang tersembur dari mulut mungilnya.

mamaaahhh...

lengkingan Maharani kembali terdengar lebih keras dan lebih kuat dari sebelumnya.

dan akhirnya 2 menit kemudian sesosok tubuh melongok dari pintu kamar Maharani,

sosok mamahnya sedang menggendong si piko kecil.

apaa si kakak sayang,, selalu saja berteriak maghrib maghrib begini... 

seru mamahnya masih melongok dari pintu kamar....

sipiko tuh mainin laci trus pasti ngeluarin isinya dan sekarang berantakan kan tuh...

Maharani menunjuk kelaci dan lantai di bawah kursi, tampak berbagai macam buku buku alat tulis dan lainlainya tampak berserakan....

mamahnya melangkah masuk ke kamar Maharani dan melihat hasil kerjaan si piko sambil tersenyum simpul, kemudian duduk di tepi ranjang menepuk nepuk kaki Maharani....

Maharani bangkit dan memperlihatkan muka cemberutnya dengan cara menampilkan pipi bakpaunya sementara bibirnya monyong hampir lima senti...

mamahnya tersenyum melihat kelakuan puteri tunggalnya.

lagiyan si kamu kak pulang sekolah langsung tidur lihat masih pake seragam sekolah, masih pake kaos kaki, tas juga tidak kamu rapihkan, mau maghrib baru bangun...

sudah sana mandi sholat maghrib trus siap siap turun buat makan 

dan harusnya kakak itu terimakasih karena piko dengan sukarela udah bangunin kaamu....

sambil masih merengut Maharani bergerak cepat...

iyaah iyaah makasih piko sayaang tapi jelek..

Maharani menyambar handuk dan melangkah keluar menuju kamar mandi 

sambil berkata itu tangannya dengan jahil menjembel pipi si piko..

kontan saja piko menjerit kesakitan dan berganti latihan vocal cempreng di telinga mamahnya, membuat untuk sementara jantung mamahnya berhenti 

ehh malah gantian meledek si piko sih kamu kak.... seru mamah sambil menyusul Rani yang sudah menghilang di balik pintu kamar.

hari berikutnya Rani pagi pagi sudah dibuat sibuk oleh teman sekelasnya, apalagi kalau bukan mencontek pekerjaan rumah yang pasti tidak di kerjakan oleh teman teman Rani di rumahnya, dan pekerjaan rumah menjadi pekerjaan sekolah.

dari semalam Rani sudah menerima puluhan chat whatsapp dari mereka sehubungan pekerjaan rumah yang di tugaskan oleh ibu Lia guru matematika Rani di kelas XI.

memang Rani adalah masuk golongan tipe siswa berprestasi bukan hanya prestasi dalam bidang olahraga khususnya Volley tapi juga di bidang akademisi Ranipun seolah di boyong semua prestasi itu, dari juara kelas sampai juara matematika di kota Lembang Sari pun di raihnya dengan mudah tanpa kendala berarti.


hari itu anak anak berkumpul di mejanya, sibuk mengerjakan nomor demi nomor sesuai dengan operasi bilangannya. ada juga yang baru datang buru buru segera bergabung sambil pasang muka memelas memohon agar di beri ruang untuk mengisi jawaban, betapa tidak karena pelajaran matematika adalah jam pertama hari itu di kelas XI. dan akhirnya saat yang di takutkan teman teman Rani adalah bunyi bel panjang menandakan jam pertama hari itu di mulai. dan bunyi itu juga yang membuat meja Rani dengan serentak menjadi bersih tanpa ada yang lagi menyontek pekerjaan rumah matematika meninggalkan buku Rani yang agak kusut bekas di geser geser di dorong dorong teman teman Rani.

dan ajaibnya Rani hanya tersenyum saja, sebetulnya hari itu Rani tidak begitu bersemangat menjalani aktivitasnya, karena ada sesuatu yang menjadi pemikiran Rani itu, dia masih memikirkan arti mimpinya kemarin siang, bagaimana dia meloloskan diri dari sesuatu yang mengejarnya.

sesuatu yang mungkin tidak lebih dari bayangan bayangan gelap yang tidak di ketahui oleh Rani menjadi tanya apakah itu. selama hidup Rani tidak ingat kapan dia bermimpi semenakutkan itu. di kejar sesuatu yang Rani tidak tau itu apa.

Rani bukanlah tipe penakut, dia adalah tipe orang yang berfikir secara logis dan rasional khasnya orang orang dengan pribadi perfeksionis, kadang hal hal kecil pun pemikiran Rani selalu sistematis untuk memecahkan persoalan demi prsoalan atau mungkin juga setiap detail kecil Rani selalu berdiskusi sendiri dalam penyelesaiannya. bahkan jika tidak ada persoalan atau hal yang di pikirkan maka Rani akan menelaah dengan kemampuan otaknya untuk mencari pemecahan dari setiap hal detail di sekitarnya, 

dia masih memikirkan mimpi itu coba menguraikan apa arti, penyebab dan siapa atau apa yang tengah mengintainya.


 .

Monday, February 20, 2023

DEMAM PANGGUNG

DEMAM PANGGUNG




Mendung hitam menggantung rendah di langit Lembang Sari, warnanya kelabu kehitaman bagaikan raksasa besar yang hendak menerkam mangsa.

awan itu bergulung gulung membentuk lukisan cat minyak yang dituangkan dalam kanvas oleh pelukis seolah menggambarkan suasana hati yang sedang gundah gulana merana dan tersiksa oleh himpitan nafsu dunia memuncak hampir meledak rupanya. 

Sesekali cahaya terang acak keluar dari awan itu diselingi gelegar bersaut sautan.

tak lama kemudian seolah di tumpahkan dari langit butiran butiran air deras menghujam bumi, gemuruh suaranya seperti rangkaian kereta api yang berisik mendorong gerbong tak berkeputusan memenuhi mayapada ini.

aku yang tengah berkendara dengan sepeda motor bututku sudah memperkirakan akan terjadinya hujan yang demikian deras ini dan dengan segera aku sigap menepikan sepeda motorku mencari rumah atau atap dipinggir jalan lenggang yang bisa menahan derasnya hujan yang menghantam bak hendak menghancurkan tubuh lelah ku setelah seharian beraktivitas.

sebetulnya aku agak menggerutu menyumpahi atas keteledoranku tidak mempersiapkan diri menghadapi cuaca ekstrem yang sedang berlangsung di dunia ini pada umumnya, seperti menyiaapkan mantel hujan.

dan sebetulnya aku tidak pernah lupa dengan mantel hujan itu kecuali hari ini.

kemarinpun sama terjadi hujan dan setelah sampai tempat kostku aku menggantungkannya di hanger dan kemudian pagi ini lupa menyimpan kembali di bawah jok motor.

.... ya sekali lagi aku lupa untuk melipatnya dan mengemas di bawah jok motorku.

aku menertawakan keteledoranku itu, sehingga harus menunggu hujan ini reda dan melanjutkan perjalanan ini pulang dan membayangkan merebahkan badan lelah ini di kasur empuk...

oh indah sekali bila saat hujan seperti ini sudah ada di rumah merebahkan diri bermalas malasan sambil menyeruput kopi panas instan yang bisa kudapatkan di warung depan kosan, jujur aku rindu itu ingin segera sampai dan menunaikannya. 

tapi ya sekarang aku terjebak disini di bawah atap sebuah toko yang tutup karena memang sudah sore sehingga mengharuskan toko ini tutup menyisakan sedikit emperean dengan atap yang kecil dan nyaris tampias oleh air hujan, tapi setidaknya lumayan dapat sedikit melindungi dari cipratan air dan dinginnya cuaca.

memang di cuaca ekstrem seperti ini curah hujan sangat tinggi walaupun bukan di musim hujan tentunya.

ditambah ketidakdisiplinan masyarakat yang membuang sampah tidak pada tempatnya menyebabkan penumpukan sampah membuat pemandangan tidak enak aroma tak sedap. 

dan apa yang terjadi pastinya, kemudian sampah sampah itu di biarkan begitu saja menumpuk dan menyumbat saluran air dan sudah dapat ditebak bahwa banjir mengintai mereka.

aku melihat keatas, dan awan tebal dan kelabu seolah menyeringai mengejekku, mentertawakanku karena kedinginan dan tanpa teman.

untuk mengusir kejenuhan aku meraba kantong jaketku, mencari cari bungkus rokok dan sejenak senyum kemenanganku terhadap awan itu mengembang ketika menjumpai bungkus rokok itu tersimpan pada saku bagian dalam jaket bututku, memang aku sudah memperkirakan hujan akan datang ketika tadi aku beranjak pulang dari parkiran kantor sehingga aku menyimpan bungkus rokok itu dengan rapi dan baik, mencegah air hujan membasahi bungkus rokok itu dan menghancurkan harapanku untuk mengusir kejenuhan akibat menemukan bungkus rokok dalam keadaan basah akibat air hujan. dan juga aku sangat beruntung karena aku adalah menyimpan bungkus rokok itu dalam kotak kedap air memungkinkan air tidak masuk walaupun agak sedikit lembab tentunya.

aku menghembuskan asap rokoku jauh ke udara setelah selesai membakar ujungnya, 

uhh nikmatnya membunuh kejenuhan dengannya terasa suasana mencekam itu sebagian sirna, sekali lagi dan lagi ku hembuskan asap rokok itu ke udara dingin bercampur air, seolah sedang menantang awan yang masih setia mengejekku atau mungkin monster beku yang tak terlihat.

sejenak aku perhatikan lingkungan sekitar tempat meneduh ini, tampak sepi, tak ada pengendara motor yang lewat atau mungkin mereka sedang meneduh di tempat lain ataukah mereka sedang bersantai di rumah duduk di dalam rumah sambil menikmati waktu indah dalam suasana hujan, bercengkrama dengan keluarga menikmati kopi panas teh hangat dan mie instan, betulkah itu....

sejenak aku iri membayangkan semua itu, mereka yang punya pekerjaan mapan, rumah tinggal keluarga kecil dengan candaan anak anak kecil berlarian dengan tingkah konyol dan lucu mereka... 

ohh sungguh aku ingin seperti itu, tapi apalah daya diriku ini...

aku adalah seorang pegawai rendah di sebuah kantor swasta, di kota Lembang Sari ini. dengan gaji kecil yang tidak cukup untuk membiayai hidup, membayar kosan makan sehari hari, membeli kopi dan rokok.

apakah aku menyesali hidupku...?

anganku menerawang jauh ke masa dulu..... 

berbekal ijazah SMA aku merantau ke kota kecil Lembang Sari melamar kerja dari perusahaan satu ke perusahaan lain berharap dapat bergabung dalam salah satu perusahan itu yang dari luas dan besar pintu gerbangnya saja seluas dan sebesar lapangan futsal.

lalu membayangkan memperolah gaji besar, hidup enak, tempat kerja berpengatur udara, teman kerja ramah dan punya bos yang baik mendapatkan fasilitas bagus, bonus bulanan bahkan tunjangan hari raya yang nilainya cukup untuk berangkat wisata religi ke tanah suci...

hah....

aku senaif itu dulu, bangganya aku menenteng ijazah SMA dengan lulus yang pastinya di paksakan lulus karena kebijakan dari sekolah di daerahku...

aku yang terkenal bukan karena prestasiku di kelas yang nilai matematikanya saja tak beranjak dari nilai 2.... 

aku yang tersohor karena tercatat sebagai siswa yang rajin mangkir dari kelas yang selalu rajin di panggil guru BK, yang selalu berhasil membasahi pipi ibu wali kelas karena kehadiranku kurang perminggunya...

bodohnya aku sebangga itu dulu, dengan kenakalanku sekarang aku menuai hasil dari kegigihanku bermalas malasan..

dan aku sengsara sekarang bekerja sebagai pembuat kopi, bukan bartender di cafe dengan gaji besar tapi aku hanyalah seorang pesuruh kantor dalam hal membuatkan minum, yang selalu disuruh untuk beli ini beli itu di kantor...

jika tak sesuai maka para karyawan yang menyuruhku akan bebas memarahiku, memakiku tak jarang membentak ku dan mengeluarkan kata kata kasar mengatakan aku dengan sebutan yang mungkin sering di teriakan para preman di persimpangan jalan bahkan tak ketinggalan menyebutkan nama nama  dari keluarga kebun binatang pastinya dengan makna konotatif.

yaa aku menuai hasilnya hari ini, memanen buah yang kutanam dan terkadang menangis tanpa air mata, menyendiri dalam gelapnya kebodohan menahan beban hidup yang kupikul di pundak.

bukan aku tak bersyukur bahwa hari ini aku masih bisa hidup, masih bisa menarik nafasku masih bisa merasakan kaki ini menapak dan menginjak bumi ini, 

namun seharusnya aku boleh menyesali keburukanku dulu sikap apatisku, kesombonganku karena sejujurnya aku hidup terlunta ditinggal orangtua.

ketika kecil di asuh oleh tetanggaku karena pada dasarnya orangtuaku pun yatim piatu tak punya sanak saudara yang kemudian memaksaku hidup di jalan bersama orang orang jalanan 

yang kemudian pada suatu hari tertangkap oleh polisi di karenakan pencurian nasi dari sebuah warung kecil dan pemiliknya dengan tega melaporkanku ke polisi di proses namun tak ada pasalnya karena aku memperoleh perlindungan sebagai remaja di bawah umur 

lalu nasib membawaku ke sebuah panti asuhan yang dengan sangat baik hati membesarkanku menyekolahkanku hingga tamat SMA dengan segala drama koreanya.

sejenak aku tertawa dalam kesedihan membayangkan itu semua...

mungkin jika kisahku di jadikan cerita sinetron maka akan memperoleh rating tertinggi karena kisahku adalah kisah tragis...

yaa tragis bagiku...

tapi tunggu dulu, bukankah kisah sinetron akan selalu berakhir bahagia, seringnya begitu bukan, 

orang yang kisah hidupnya pilu kemudian di adopsi oleh keluarga kaya bergelimang harta bapak pengusaha di luar negeri dan ibu sukses di karier dan juga pasti menjadi golongan ibu sosialita yang memiliki cinci dan kalung berlian, memakai tas branded dan berpakaian mewah, mengendarai mobil berkilat yang apabila terkena air hujan maka cat kilapnya tetap mengkilat dan tak akan pudar begitu saja.

atau mungkin kisah piluku mengantarkanku untuk menemukan uang bermilyar rupiah tak bertuan terkubur dalam tanah yang berhasil membawaku menjadi milyader yaitu dengan tidur di kasur berlapis emas berselimutkan tenunan sutera dan minum minuman mahal dari gelas perak, memiliki pembantu bersusun dari tukang kebun sampai tukang masak, dan biasanya jarak antara gerbang sampai dapurku mengharuskan menggunakan kendaraan karena saking luasnya rumahku dan yang terpenting adalah hanya dengan menunjuk menggunakan jariku aku sudah dapat mendapatkan keinginanku.

tidak, aku hidup di dunia nyata bukan kisah sinetron dan bukan cerita film atau konten prank yutub.

sekali lagi tidak...

aku hidup dan benar benar hidup di kosan kumuh dalam lingkungan kumuh yang apabila ada keluarga yang sedang berbisik pun akan terdengar sampai ke kamar kostku, 

kasurku bukan kasur empuk melainkan spon yang sudah selayaknya diganti, bantal keras seperti onggokan pasir. makan sehari pas malam hari waktu mau tidur, tak ada sarapan nasi goreng dengan telor ceplok di atasnya atau roti tawar dengan selai nanas atau susu kental manis yang di oleskan di atasnya....

ku hembuskan lagi asap rokoku tinggi keudara dan membuang puntungnya ketika kulihat apinya sudah hendak membakar jari jari yang menjepitnya.

masih hujan...

entah kapan akan berakhir hujan ini, kulihat mendung masih tebal di atas sana, beruntungnya aku adalah tidak adanya kilat dan petir yang seakan mau meruntuhkan detak jantungku dan menghentikan aliran darahku...

kemudian....


sayup sayup aku mendengar ayam jantan berkokok pelan,

aku heran mengapa terdengar suara berkokok di sore menjelang petang ini, apakah aku salah dengar.

dan aku mendendarnya lagi dan lagi....

yang kemudian baru kusadari bahwa suara berkokok itu bukan dari ayam jantan yang lupa akan waktu berkokoknya, 

namun karena di sebabkan suara perutku berkokok atau lebih tepatnya suara cacing dalam dinginnya udara meminta jatah untuk diisi.

aku baru ingat terakhir aku memberi jatah padanya adalah watu makan malam hari kemarin.

biasanya di kantor aku sering mendapat jatah gorengan cemilan atau makanan kecil dari karyawan sebagai ucapan terimakasih karena aku telah baik dalam mengerjakan suruhan mereka.

tapi hari ini aku tak mendapatkan jatah itu bukan karena aku tak melakukan pekerjaanku, namun karena tak ada yang memberiku cemilan itu. apakah mereka lupa atau karena ini adalah bulan tua, yang artinya merekapun sama sama tak punya uang lebih untuk sekedar membelikanku cemilan.

oh indahnya hidup ini,

suara itu berkokok semakin jelas terdengar

aku mengelus perutku dan berjanji dalam hati akan memberinya jatah saat tiba di kosan nanti...

mungkin dengan sebungkus nasi padang, nasi warteg, atau bahkan hanya dengan mi instan.

aku hanya bisa tersenyum....

entahlah, yang jelas apapun itu aku harus bersyukur masih di beri nafas dan di beri hidup oleh yang maha kuasa.



-oleh Hermawan Yulianto-


Sunday, February 5, 2023

KATA KATA INDAH SAAT GALAU

 KATA KATA INDAH SAAT GALAU



Sobat pernah ga si ngerasa galau badai ketika persoalan datang melanda bagai air bah yang mampu menghancurkan tatanan hati yang sudan di bangun bertahun tahun lamanya....?

mari kita bahas beberapa kata kata yang pas untuk menggambarkan suasana galau badai ini, yuk simak ajah sob....!!!


1. wajah rembulan bersedih ketika matahari menampakan diri, namun rembulan mendukung matahari dengan tetap bercahaya mengiringi di masa perputarannya.

2.  mendung di langit seolah berbisik meyakinkanku bahwa ada terang sehabis gelap.

3. tak peduli seberapa jauh kamu berjalan, ujungnya adalah tetap sebuah  pertemuan.

4. banyak kata yang kan terucap dengan tulus tentang cerita indah di akhir kisah nanti.

5. pilihlah sesuatu yang kau suka dan jangan menyesal dengan pilihanmu tapi bertanggung jawablah akan pilihanmu itu.



6. akan ada masanya seseorang akan menganggapmu ada, jika kamu gigih menyatakan keberadaanmu.

7. berfikir positif membawamu ke arah yang lebih baik, karena langkah kecil positif lebih berarti dari sejuta langkah negatif.

8. tak terhitung berapa kali alam meyakinkanmu mengenai hitungan hari yang telah kau sia siakan.

9. percayalah rindu itu akan sampai kepada pemiliknya jika kau percaya tentang kekuatan hati yang sedang di peluk rindu.

10. batas keyakinan dan keraguan itu setipis kain sutera, selembut kapas dan selama kejapan mata, jadi pandailah kamu  menggenggamnya.



Contoh surat pemberitahuan PTS

 Contoh surat pemberitahuan PTS مؤسسة الّتربية السلامية روضة العلوم                      YAYASAN RAUDLATUL ‘ULUM GUHA                   ...