Monday, March 6, 2023

JIHAN

 JIHAN

gambar dari google


Jihan tertunduk lesu di pinggir ranjang, wajahnya kusut rambut acak acakan, matanya sayu, tangan kirinya diangkat lalu menggunakannya untuk mengucak ucak kedua matanya....

Huffttt....

Diangkat kedua tangan di satukan jemari kuat kuat di atas kepalanya sampe bunyi kletek...

Hoaammzzz...

Jihan menguap lebar lebar tak kuasa menahan kantuk yang kembali menyerang, tubuhnya hampir rebah dan matanya hampir menutup ketika kembali pintu kamarnya di gedor dengan keras disertai lengkingan suara tinggi khas emaknya...

Jihaaannn.... maghrib cepetan mandi....

Iyaaa maaakkk...

Jihan membalas reflek tak kalah melengking.. sudut matanya menangkap sinar matahari yang merambat masuk melalui jendela kamarnya memang sudah mulai redup  pertanda malam akan segera datang, dan sayup sayup terdengar merdu bacaan tarhim...

Di raihnya pegangan pintu sekaligus membuka gerendel aroma masakan seketika menyapa hidungnya, kamarnya memang terletak di bagian belakang rumah sebelahan dengan dapur dan kamar mandi sehingga apapun yang di masak emaknya pasti akan dapat segera di endusnya.

Malam kian larut, menyisakan sedikit kehangatan hangat mentari yang tadi siang begitu terik mendekap bumi, berganti dengan keadaan dingin yang sudah mulai menyapa, orang orang sudah lama berbaring di pembaringan hangatnya, suara jangkrik dan binatang malam melengkapi suasana larut yang semakin terasa.

Jihan masih berada di meja belajarnya, dari tadi duduk belum satupun PR dari sekolah yang berhasil di kerjakannya. Banyak lamunan yang berkutat berputar di kepala jihan saat ini, menimbulkan garis garis jelas di dahi dan sekitar matanya. Sudah di coba untuk merebahkan badan namun semakin di pejamkan matanya, semakin menghilang rasa kantuknya..

Persoalannya adalah siang tadi.

Kejadian yang paling tidak mengenakan dalam hidupnya.

Sepanjang ingatannya baru kali ini jihan menemui persoalan yang begitu rumit dan pelik, berat dan terasa membebani pikirannya...

Bu siti kepala sekolahnya memanggilnya ke ruang kepala sekolah ada juga pak suhendra sebagai walasnya serta dua orang berseragam lengkap yang dari pakaiannya sudah terlihat bahwa mereka adalah anggota kepolisian.

Mereka bertanya mengenai sesuatu yang bahkan jihan tidak tau itu apa.

Anggota kepolisian menanyakan nur teman sebangkunya bahwa nur menjadi kurir narkoba, dan saat nur di tangkap oleh anggota kepolisian dan mereka memberitahukan bahwa nur sekarang berstatus tersangka dan sudah mendekam di sel polsek kota lembang sari, nur bercerita bahwa teman sebangkunya yang bernama jihan itu menampung hasil jualan narkoba.

Jihan kaget setengah mati.. mukanya pucat tubuhnya gemetaran pikirannya kalut, dengan pengakuan nur itu, maka sebab itu jihan dipanggil ke ruang kepala sekolah di dampinhi oleh walasnya. Untuk mempertanyakan berita itu.

Jihan sempat di bawa ke kantor polisi di hadapkan kepada kepala satuan narkoba, mungkin lebih tepatnya jihan bwrada di ruang intwrogasi. Ditanya nama, umur, kelas berapa, alamat dimana sampai di mintai keterangan tentang keterlibatan jihan terhadap kasus nur itu.

Betapa tidak kekagetan jihan itu adalah serangkaian cerita panjang nur selama ini, setau jihan nur berbisnis kecil kecilan yaitu menjual produk kecantikan, waktu itu jihan pun bwrminat ingin seperti nur unyuk ikut berjualan produk kecantikan yang di tawarkan nur.

namun nur selalu berdalih, bahwa dia bilang belum ada lowongan. Tapi kalo kamu mau, hasil dari penjualan produk kecantikan itu nur mau jihan yang menyimpannya, memasukan kedalam rekeningnya segala macam transaksi keuangan yang melibatkan produk kecantikan nur, jihan lah yang mencatat, menyalinnya ke dalam sebuah buku besar. Waktu itu di tanyakan oleh polisi itu mana buku catatan laporan keuangan, dan jihan kebetulan selalu membawanya di tas ransel bersama buku buku pelajaran.

Polisi meneliti dengan seksamaaporan keuangan itu melihat dengan detail berbagai macam transaksi keuangan lengkap dengan bukti struk yang selalu di rapihkan oleh jihan setiap ada transaksi yang ada.

Memang nilainya sangat besar untuk setiap transaksi keuangan hanya dengan sepaket produk kecantikan yang selalu nur jual.

Tapi memang produk kecantikan yang di jual.nur itu bermerk terkenal berakala internasional. Namun siapa sangka kalo di dalam paket paket produk kecantikan itu di sanalah nur menjual narkoba. Paket proudk kecantikan itu berisikan atau disisipikan narkoba yang di bungkus rapi, dalam paket paket itu.

Polisi tetap menginterogasi jihan walaupun alhirnya polisi mengambil kesimpulan bahwa jihan tidak terlibat dalam penjualan narkoba. Dan memulangkan jihan dengan pesan agar siap jika nanti ada sidang pengadilan yang mengakibatkan jihan harus hadir di persidangan sebagai saksi.

Jihan menarik nafas berat... membayangkan kemungkinan teeburuk yang akan di alami oleh sahabtnya nur. Nur tidak pernah cerita tentang produk kecantikan itu disisipi oleh narkoba. Jika tau seperti itu kenyataannya paati jihan akan menolak dan menjauh dari hal ini.

Namun semua sudah kasif, sekarang tinggal menanti jalannya sidang. Dan kemungkinan nur akan di penjara lama karena paati.mendapatkan vonis yang panjang...

Bagaiaman dengan sekolah Nur nantinya. Jihan buntu, tidak bisa berfikir lagi yang akhirnya membawa jihan terlelap tertelungkup di atas meja belajarnya...

Jihan kaget ketika suara keras sekali hampir memporak porandakan gendang telinganya. Suara seperti lonceng yg di bunyikan berulang ulang... matanya yang tadi terpejam tampak terbuka lebar, ketika satu tangan dengan kuat menarik tubuhnya dari sudut ruangan kotor, lembab dingin dilihatnya seorang wanita bertampang galak berseragam polisi menyeringai ke arahnya,

".... bangun, teriak wanita itu lantang.... yang membuat jihan segera beringsut bangun...

".... jalan, wanita itu kembali berteriak, memaksa jihan berjalan perlahan ke arah pintu berjeruji besi, melangkah keluar terseok seok, didorong dengan kasar oleh polisi wanita itu...

" .... masuk serunya lagi,

Dilihatnya sebuah ruang yang di kenalnya sebagai ruang interogasi berkesan suram berdinding tak kalah lembab dengan ruangan sebelumnya.

".... duduk, tunjuk polisi sambil mengarahkan telunjuknya di sebuah bangku kosong di sebrang mejanya, polisi itu di kenalnya sebagai polisi yang kemarin menginteroigasi jihan. Wajah polisi itu sangat tegas, rahangnya besar dengan dagu di hiasi jenggot, sementara di atas bibirnya yang tipis tampak kumis yang tidak tercukur rapi menambah wajahnya makin menyeramkan saja.

Jihan menurut, duduk di kursi yanh di tunjuk polisi itu.

Keheningan menggantung,

Polisi itu tampak hanya terdiam sambil memandang jihan dengan galak.

Di liriknya polisi wanita itu masih di sana berdiri di depan pintu yang tertutup. Ketegangan yang semakin memuncak, keringat dingin perlahan mengalir dari tubuh jihan, membasahi telapak tangannya, entah kenapa tangannya mendadak terasa dingin, nafasnya terasa sesak, walaupun jihan sudah berusaha menarik nafas itu, namun tak urung tersengal sengal juga, keadaan itu memaksa jihan untuk mengeluh, matanya mengitari seluruh ruangan seprti seorang tukang yang mengira ngira harus di gimanakan ruang seperti itu, haruskah di cat warna terang dan ceria atau warna biru langit seepeti warna biru telur asin, jihan ingat telur asin membuat perutnya keruyukan, lidahnya di sapukan menjilat bibirnya, secara otomatis air liurnya menggelegak dan mengalir berusaha dengan keras membasahi kekerongkongannya. Jihan lupa sudah berapa lama dia tidak mengisi perutnya untuk makan dan tidak minum, jihan ingat harum masakan ibunya, jihan ingat harum makanan kafe langganannya, dimana dia sering menghabiskan waktu bersama nur sahabatnya... oh iya dimana nur saat ini, apakah dia sedang tidur di sel kepolisian ataukah sedang di buli oleh rekan rekan sesama narapidana... jihan tak mampu berfikir cepat, kepalanya berkunang kunang jika dia memaksakan berfikir keras,,

"... kami menemukan bukti baru.... keheningan yang menggantung selama ini di pecahkan oleh suara berat dan serak polisi di depannya.

".... kami menemukan bukti yang memberatkan anda jihan.... ulang polisi yang duduk di depan jihan dengan suara beratnya...

Jihan melihat polisi itu, tak mengucapkan sepatah katapun, dia memaksa memandang wajah polisi itu, dengan cermat seolah olah jihan sedang meneliti sebagai seorang perias wajah atau mungkin seorang tukang pangkas rambut, yang hendak memoles rambut polisi itu, mencukur licin kumis dan jenggotnya yang tumbuh lebat, dan mengolesnya dengan serum wajah dan toner. Jihan tersenyum membayangkan hal itu... namun justru senyumnya yang membuat polisi tadi berdiri sambil menggebrak meja...

"... saudari jihan kenapa anda tersenyum, anda meremehkan bukti kami... bukti ini jelas jelas memberatkan anda sebagai seorang pengedar narkoba dengan skala internasional, anda adalah orang yang kami cari selama ini, yang kami tidak menyangka bahwa orang yang kami cari selama ini adalah seorang pelajar SMA anda teenyata menipu kami dengan keterangan keterangan palsu anda, taukah anda bahwa hal ini membuat kerja kami sebagai seorang polisi satuan narkotika di kota ini menjadi terkesan lamban anda membuat sàtuan ini seperti orang bodoh, lihat bukti foto ini baik baik....

Polisi itu mengeluarkan foto foto dari sebuah amplop coklat yang sedari tadi berada di atas meja,

Dalam foto itu terlihat dengan jelas jihan sedang memasukan serbuk putih di dalam plastik kecil kemudian di foto foto berikut tampak jihan sedang mempakingnya dengan paket produk kecantikan,

dan sementara di foto lain tampak jihan sedang berbicara dengan seorang wanita.

Dan wanita itu ternyata polisi wanita yang sekarang berdiri di belakangnya....

 jihan tersenyum sambil mengangguk kepada polisi itu.... mengakhiri sandiwaranya selama ini...



oleh hermawan yulianto

No comments:

Post a Comment

Contoh surat pemberitahuan PTS

 Contoh surat pemberitahuan PTS مؤسسة الّتربية السلامية روضة العلوم                      YAYASAN RAUDLATUL ‘ULUM GUHA                   ...