persimpangan
wajah itu bermain di pelupuk mata
sejuk terasa gelora yang dingin terpana
matanya menyiratkan kebijakan tiada tara
bagai rembulan yang tak lelah menghiasi langit malam
walau terkadang awan kelam...
lelah terbayang melerai gelisah menghampiri
seperti titik hujan yang terjatuh dalam pelukan
beku mengusir jenuh berkepanjangan
menanti di ujung persimpangan.......
jika masih ada salah bersemayam
berdesakan menghimpit berbayang suram
jejak hari membekas di kulit seperti merajam
bak permata putu manikam
anggun yang tak lepas
membuat kenyataan menjadi terhempas
jauh hilang tak berbekas
membisiki noda agar menguap lalu terkelupas....
oleh hermawan yulianto.
No comments:
Post a Comment