Keterampilan Menulis Resensi
1.
Pengertian Menulis
Keterampilan menulis merupakan salah
satu keterampilan berbahasa yang sangat kompleks.
Keterampilan menulis sangat penting bagi pengembangan diri siswa, baik untuk melanjutkan studi ke lembaga pendidikan
lebih tinggi ataupun untuk terjun kemasyarakat. Cahyaningrum, dkk (2018) mengatakan bahwa keterampilan menulis sangat penting diajarkan di berbagai
jenjang pendidikan. Pada dunia pendidikan keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang
ditekankan pembinaannya dan pengembangannya, disamping membaca dan berhitung. Banyak ahli telah
mengemukakan pengertian menulis (Boals
dalam Qismullah 2018) menyatakan bahwa menulis adalah proses pembuatan makna dan serangkaian kegiatan pembuatan teks
termasuk di dalamnya menghasilkan,
mengatur, dan mengembangkan ide dalam
kalimat serta menyusun, membentuk, membaca ulang teks, mengedit dan merevisi sebuah teks. Keterampilan menulis
merupakan bentuk atau wujud kemampuan atau keterampilan berbahasa
yang paling akhirdikuasai pembelajar bahasa setelah
mendengarkan, berbicara, dan membaca.
Salah satu keterampilan menulis yang
diajarkan di sekolah yaitu menulis resensi. Endah,
dkk (2012) mengemukakan bahwa keterampilan menulis dapat dikembangkan melalui tahapan sederhana, yaitu dari
mengamati, menanya, menalar, dan mencoba. Senada dengan pendapat tersebut Kusmana (2014:15) juga
menyatakan bahwa tahapan tersebut juga berlaku
pada saat menulis
resensi. Melalui tahapan
menulis resensi maka dengan sendirinya seseorang juga sedang berlatih meningkatkan keterampilan menulisnya. Sebagaimana dikatakan Ginting (2015) keterampilan menulis tidak akan datang
secara otomatis, tetapi harus melalui latihan
dan praktik yang banyak dan teratur. Keterampilan menulis membutuhkan pengetahuan dan keterampilan berbahasa
lain yang mendukung
untuk menyampaikan gagasan
dengan efektif. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nugraha, dkk (2018) Kegiatan menulis merupakan
kegiatan yang perlu diatih secara terus menerus.
Kemampuan menulis tersebut akan semakin berkembang apabila
ditunjang dengan kegiatan membaca dan
kekayaan kosa kata yang dimilikinya. Namun sebelum melakukan kegiatan menulis resensi untuk meingkatkan
ketrampilan menulis melalui kegitana meresensi buku hal pertama yang harus dilakukan yaitu mengetahui dasar-dasar ketrampilan menulis resensi.
2.
Pengertian Resensi
Pengertian Resensi sindiri adalah
sebuah istilah yang digunakan untuk menilai baik tidaknya sebuah buku. Resensi sering juga diistilahkan dengan
timbang buku, tinjauan buku, bedah
buku, dan sebagainya (Dalman, 2014:125). Sebagaimana dikatakan Montazeran
(2012) tinjauan buku adalah semacam
evaluasi dari sudut pandang kritis dimana peresensi
memikirkan secara mendalam
dan rinci bagin-bagian dari buku yang diresensi tersebut
sehingga dapat menilai baik dan buruknya sebuah buku. Senada dengan
pendapat di atas Fardengki, dkk
(2012) mengatakan bahwa resensi merupakan hasil penilaian atau timbangan terhadap
kelebihan dan kelemahan
suatu buku. Sehingga
dapat diartikan bahwa resensi adalah kegiatan yang membahas, mengulas
dan menilai sebuah karya tulis tentang baik dan buruk kualitas sebuah karya tulis tersebut. Teks resensi memiliki tingkat kesulitan yang cukup
tinggi, karena teks resensi adalah teks yang dihasilkan dari sebuah analisis
mendalam terhadap satu hal dengan melibatkan berbagai
hal sebagai pertimbangan sehingga menghadirkan penilaian
yang adil, objektif,
dan rasional dari teks yang diresensi tersebut.
Kastiyawan, dkk (2007) juga menyatakan bahwa teks resensi adalah teks yang berisi
pemberian kritik, evaluasi, atau melakukan review
terhadap karya cipta intelektual. Peresensi dituntut
objektivitas dalam memberikan penilaian atas karya sastra tersebut
sehingga tidak boleh bersifat
subjektif, misalnya karena rasa suka atau
tidak suka pada pengarangnya. (Yulidar br. Pohan, 2014).
Dalam membahasa dan mengulas suatu karya tulis, penulis resensi akan mengungkapkan aspek-aspek keunggulan dan
kelemahan dari karya tulis tersebut secara keseluruhan dan objektif yang diperoleh dari buku yang diresensi dan disampaikan
kepada masyarakat. Menilai sebuah buku berarti memberi saran kepada para pembaca secra keseluruhan untuk menolak
atau menerima kehadiran buku tersebut. Seorang
penulis resensi harus tetap berusaha untuk menimbulkan dan memberi kesan
kepada pembaca bahwa penilaiannya telah diberikan secara tepat dan dilakukan secara objektif. Dalam menciptakan
sebuah karya resensi buku yang objektif, seorang peresensi sharus pelajari dan mengetahui dengan benar langkah-langkah meresensi dengan baik dan benar agar mendapatkan hasil resensi yang objektif
dan pembaca dapat point-point yang tepat mengenai kekurangan dan kelebihan sebuah karya tersebut.
3.
Tujuan Resensi
Setiap karya yang diciptakan selalu
memiliki tujuannya masing-masing, begitupun dengan
karya tulis resensi. Sebelum menulis resensi, hendaknya peresensi memahami
terlebih dahulu tujuan resensi. Secara umum tujuan meresensi sebuah buku yaitu untuk menginformasikan isi buku tentang yang
ditulis dan dibahas, kepada masyarakat luas
dan para pembaca pada khususnya. Jauhari (2010:30) mengatakan bahwa resensi bertujuan
menyampaikan kepada pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya sastra
patut mendapat sambutan dari
masyarakat atau tidak. Sebagaimana Heyd (2017) mengatakan bahwa seorang peresensi
buku akan memberi
tahu pembaca tentang
buku itu, apa kelebihan dan kelemahannya,
apakah peresensi merekomendasikannya atau tidak, dan bagi siapa buku itu berguna. Pada intinya penulis resensi akan
member tahukan isi dari garis besar buku yang ia resensi. Dalam hal ini seorang yang menulis resensi harus paham
mengenai seluru isi karya atau buku
tersebut agar dapat disampaikan pada masyarakat, layak tidakya karya atau buku ini dinikmati dan dibaca oleh masyarakat pada umumnya. Selain itu resensi
juga menyediakan dan
menyajikan jawaban yang ditimbulkan oleh pembaca ketika melihat buku yang baru diterbitkan.
Suwarni (2016) juga berpendapat saat meresensi, kita juga akan memberikan komentar atau tanggapan, semacam penilaian terhadap kelebihan dan kekurangannya. Selain
itu Angin (2018)
juga berpendapat bahwa resensi akan memperkenalkan kepada pembaca karya
pengarang baru dan selalu mengajak
kita mengikuti perkembangan dari yang lebih
lama menuju yang baru. Penulis
resensi juga memiliki
tujuan untuk mengajak
membaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan problema yang muncul
dalam sebuah buku.
Resensi juga dapat bertujuan untuk memperkenalkan suatu karya atau buku keluaran
terbaru kepada orang lain yang belum membaca
atau belum menyaksikan sehingga setelah membaca
resensi orang tersebut
tergerak hatinya untuk menyaksikan atau membaca karya
atau buku yang diresensi. Secara sederhana teks resensi juga bertujuan menyajikan
informasi secara komprehensif tentang sebuah karya,
serta mempengaruhi penikmat
karya untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan fenomena dalam suatu karya; serta
memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah sebuah karya layak dinikmati atau tidak
4.
Manfaat Menulis
Resensi
Menulis resensi juga mendatangkan
banyak manfaat bagi para pembaca maupun untuk
para penulis resensi. Manfaat-manfaat ini dapat dirasakan oleh para penulis
resensi. (Heyd, 2017) mengatakan
bahwa menulis sebuah resensi dapat mempertajam kemampuan menulis dan berpikir kritis seseorang. Oktaria (2017)
menyatakan bahwa menulis adalah keterampilan
bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. (Haryanto dalam Dalman 2014) mengemukakan ada 4 manfaat
membuat resensi buku, yaitu (1) mengasah
intelektual, (2) memahami secara mendalam isi buku yang diresensi, (3) mendapat penghasilan jika resensi tersebut dimuat
di media massa, dan (4) akan dikenal dan direkrut untuk terus meresensi
buku oleh penerbit
buku jika telah produktif membuat
resensi. (Meyers,
1946) juga berpendapat bahwa manfaat menulis resensi buku dapat dirasakan oleh penulis resensi yaitu seorang pengulas
berpartisipasi dalam kehidupan sastra dan menungkan ide-idenya sambil menulis
bukunya sendiri. Tulisan
resensi yang dihasilkan juga dapat dimanfaatkan oleh penerbit media massa,
sebuah resensi buku dimanfaatkan sebagai berita khas yang memberikan informasi cukup cermat,teliti, dan menarik bagi pembaca.
Seperti sastra itu sendiri, kritik melibatkan
ambisi, agresi, emosi, dan ego penulis, pengulas,
dan editor. Rondiyah, dkk (2017) berpendapat dengan menulis, seseorang mampu mengungkapkan gagasan secara
sistematis, jelas, logis, serta mampu berkomunikasi sesuai dengan
konteks. Selain itu, melalui kegiatan
menulis, gagasan yang diungkapkan dapat
diketahui oleh banyak orang sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat
luas. Sebagaimna yang di ungkapkan Nugraha, dkk (2018) yang mengatakan bahwa manfaat yang paling dirasakan oleh peresensi adalah
bertambahnya wawasan dan pengetahuannya. Berdasarkan pendapat tersebut dalam hal ini ketrampilan menulis seseorang
juga akan semakin meningkat dengan sering berlatih membaca
dan menulis sebuah resensi. Sehingga
menjadi penulis resensi juga banyak menarik masyarakat
untuk mencobanya, karena selain banyak manfaat
yang akan dirasakan oleh peara penulis resensi, karena hasil karya tulis
resensi juga dapat digunakan sebagai
ladang pekerjaan. Menulis resensi atau menjadi seorang peresensi buku memang tidak akan sia-sia, karna ilmu dan
pengalaman yang ia dapat akan sangat membantu
untuk dirinya maupun untuk orang lain yang membaca karya resensi yang
dihasilkan.
5.
Resensi Berdasarkan Media atau Forumnya
Berdasarkan media atau forumnya, resesi
dapat dibagi lagi menjadi dua kelompok. Dalman
(2014: 130) membagi resensi buku menjadi dua yaitu resensi ilmiah dan resensi ilmiah popular. Dari kedua resensi buku
tersebut hal yang membedakannya adalah bahasa dan tata cara penulisan yang digunakan.
Musfah (2016:60) berpendapat dalam sebuah resensi buku ilmiah menggunakan tata cara dan prosedur keilmuan
tertentu, menggunakan rujukan atau
acuan, dan bahasa resmi dari buku serta pembahasan dipaparkan
selengkap-lengkapnya. Sementara itu,
resensi buku ilmiah popular tidak menggunakan rujukan atau acuan tertentu. Selain itu, isi resensi hanya sering memaparkan bagian-bagian yang menarik
saja. Penyajiannya pun tidak
terlalu tunduk pada bahasa resmi atau bahasa baku (Kuncoro, 2009: 9-10). Penulisan resensi karya ilmiah,
diperlukan adanya pengumpulan data, informasi, atau pengetahuan tambahan yang berkaitan dengan tema karangan
ilmiah yang kan diresensi.Pengtahuan
tambahan ini dapat mempermudah dalam kegiatan meniai atau bahkan membandingkan karya ilmiah satu dengan
karya ilmiah yang lainnya.
Selain meresensi karya ilmiah terdapat
resensi ilmiah popular yang sering di tulis oleh para peresensi. Resensi karya ilmiah populer ini banyk
mengangkat atau memilih buku-buku yang
ringan dan cenderung banyak diminati oleh kalangan generasi muda. Wijana (2013) menyatakan bahwa tulisan-tulisan (ilmiah)
populer lazimnya menggunakan ragam bahasa yang
sifatnya sedikit santai. Resensi karya ilmiah populer lazimnya berisi atau
membicaraan tentang ilmu pengetahuan dengan teknik penyajian
yang sederhana mengenai
hal-hal kehidupan sehari-hari.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa berdasarkan forummnya resensi dapat dibedakan menjadi
resensi ilmiah dan resensi ilmiah popular. Hal yang dapat membedakan
kedua resensi tersebut antara lain adalah bahasa dan tata cara penulisan yang digunakan oleh para penulis. Dalam resensi
ilmiah digunakan tata cara atau kaidah-kaidah
keilmuan tertentu, menggunakan rujukan atau acuan sebuah teori, dan
menggunakan bahasa resmi serta
dipaparkan selengkap-lengkapnya. Sementara itu, resensi ilmiah populer tidak menggunakan rujukan atau acuan tertentu
dalam menulisnya. Selain itu, dilihaat
dari isi resensi sering hanya
memaparkan bagian-bagian yang menarik saja. Penyajin resensi ilmiah populerpun tidak terlalu tunduk pada
bahasa resmi atau baku. Dalam penulisannya pun sangat berbeda baik dari segi bahasa dan sudut pandang pembahasannya.
Sehingga perbedaan yang paling
mencolok dari resensi buku berdasarkan forumnnya dapat dilihat dari segi
penggunaan bahasa.
6.
Resensi Berdasarkan Isi Sajian
Selain dengan media forumnya resensi
buku juga dapat dibedakan berdasarkan isi sajian
atau isi resensinya. Resensi buku berdasarkan isi sajiannya dapat digolongkan
menjadi tiga jenis yaitu resnsi informatif, resensi
evaluative, dan resensi
informatif-evaluatif. (Suryono dalam Dalman, 2014) mengatakan bahwa sebauh resensi
informative berisi informasi tentang hal-hal dari suatu buku.
Pada umumnya, isi resensi ini hanya ringkasan
mengenai apa isi buku atau
hal-hal yang bersangkutan dengan isi buku. Sejalan
dengan pendapat tersebut
Thamsin (2017) menyatakan bahwa resensi evaliuatif lebih banyak menyajikan penilaian peresensi tentang isi
buku atau hal-hal yang berkaitan dengan buku.
Sebagaimana Pireddu (2013) juga menyatakan bahwa resensi buku pada
dasarnya adalah deskripsi yang
melibatkan analisis kritis dan bertujuan mengevaluasi makna dan pentingnya sebuah buku. Sariyem (2016) mengatakan
menganalisi secara kritis adalah memahami secara mendalam dan melakukan upaya-upaya analisis-evaluatif bacaan
sebagai kebutuhan untuk menguji, apakah informasi tersebut
otentik atau tidak.
Saddhono, dkk (2016)
juga menyatakan bahwa
berfikir kritis ini dibutuhkan dalam era mea yang harus mampu berpikir kritis dan mampu mamanfaatkan peluang
yang ada
Sedangkan untuk resensi
informative-evaluatif Kosasih (2012:10-11) berpendapat bahwa resensi informative-evaluatif merupakan perpaduan dua
jenis resensi, yaitu resensi informatif dan evaluatif. Resensi
informatif-evaluatif di samping
menyajikan semacam ringkasan buku atau hal-hal penting yang
ada di buku juga menyajikan penilaian peresensi tentang isi buku. Senada dengan (Saryono dalam Dalman, 2014:
133-134) bahwa resensi Informatif-Evaluati
menyajikan ringkasan buku dan menyajikan penilaian peresensi tentang isi buku tersebut. Dari paparan
diatas dapat disimpulakn bahwa resensi buku dapat digolongkan menjadi 3 yang mana ketiga
jenis tersebut memiliki kajian masing-masing. Pada jenis ke tiga yaitu informatif-evaluatif dianggap paling
ideal, karena menggabungkan kedua jenis
resensi. Resensi informatif-evaluatif merupakan resensi yang paling banyak
dipilih oleh penulis maupun pembaca
karena dianggakap paling idela dan mencakup kedua jenis resensi lainnya.
Dalam informatif-evaluatif
disajikan ulasan novel dan kelebihan dan kelemahan novel sehingga para pembaca resensi lebih tertaik membaca resensi
dengan jenis informatif- evaluatif karena isinya lebih lengkap.
7.
Bahasa Resensi
Bahasa
yang mudah dipahami
dan cara penyampaian yang komukatif merupakan
pertimbangan yang perlu disampaikan kepeda pembaca resensi. Pemilihan
karakter bahasa berkaitan erat dengan
masalah penyajian tulisan resensi. Misalnya, kalimat runtun, ejaannya benar dan tidak berpanjang lebar atau bertele-tele (Wahyudi, 2013:13-14). Seoranng
penulisan resensi juga harus pandai memilah dan memilih kalimat
yang efektif untuk tulisannya. Yahya,
dkk (2018) mengemukakan bahwa cirri dari kalimat efektif
yaitu kesepadanan
struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna,
kehematan kata, kecermatan penalaran,
kepaduan gagasan dan kelogisan bahasa. Selain itu dalam sebuah resensi atau
teks ulasan juga ditandai dengan
penggunaan kata-kata sifat, seperti menarik, layak, berhasil, atau sebaliknya. Hal ini untuk memperjelas
persetujuan atau penolakan terhadap buku tersebut. Dalam menulis resensi
bahasa yang digunakan
harus dapat digunakan
sebagai media komunikasi tetang apa yang ditulis
peresensi pada para pembaca. Karena fungsi utama bahasa adalah
sebagai media komunikasi
(Thorima,2017).
Bahasa
resensi banyak menggunakan kata yang menyatakan perincian aspek. Memperkuat pendapat tersebut Adeninawaty
(2018) juga menyatakkan bahwa hal tersebut ditandai
dengan penggunaan kata-kata, seperti berdasarkan, dari segi, pertama, kedua,dan terakhir.
Teks resensi juga memiliki kaidah-kaidah kebahasaannya sendiri yang dapat membedakan denga teks yang lainnya. Dalam
teks resensi banyak menggunakan konjungsi penerang, seperti
bahwa, yakni, yaitu selain itu teks resensi
juga banyak menggunakan konjungsi temporal: sejak,
semenjak, kemudian, akhirnya. Konjungsi ini digunkan untuk empermudah pembaca dan mempertegas bahasan yang disampaikan. Dalam karya tulis resensi
bahasa yang biasa digunakan biasanya singkat, padat, dan tegas, menarik, mudah ditangkap, dan enak dibaca. Pemilihan
karakter bahasa disesuaikan dengan sasaran pembaca yang akan dituju. Dalam menulis resensi
buku bahasa yang digunakan lebih cenderung menggunakan bahasa sehari-hari agar mudah dipahami oleh pembaca.
Dengan menggunakan bahasa yang mudah
ditangkap maka akan lebih memudahkan para pembaca untuk memahami atau menangkap informasi
yang ada dalam resensi.
8.
Bagian-Bagian Resensi
Resensi disusun atas bagian-bagian
tertentu yang membanggun sebuah teks resensi.
Kokasih (2012:55-56) berpendapat mengenai bagian-bagian resensi buku
menurutnya, bagian yang paling umum
ada dalam resensi buku adalah identitas buku. Pada bagian identitas buku penulis resensi lazimnya mencantumkan
judul buku, nama pengarang, penerbit, tahun terbit, kota terbit, ukuran buku tebal atau lebarnya, dan jumlah halaman
buku yang akan diresensi. Sedangkan
untuk harga buku penulis jarang mencantumkan karena dapat berbeda – beda, bergantung pada toko yang menjualnya. Romli (2006:78) mengemukakan sebuah
resensi buku biasanya terdiri atas
tiga bagian, yaitu pendahluan, isi memberi kritik atau saran kepada penulis dan penerbit, serta memberi
pertimbangan dan penutup. Bagian pendahuluan rsesensi buku berisi informasi objektif dan identitas buku yang meliputi
judul, penulis, penerbit, dan tahun
terbit, jumlah halaman, harga buku. Adapun bagian isi memmuat ulasan tentang
tema atau judul buku, paparan singkat
isi buku, gaya penulisan buku, dan perbandingan buku dengan buku lain. Sementara itu, bagian penutup berisi penilaian
resensator tentang kualitas isi buku
secara keseluruhan, menilai kelebihan atau kekurangan buku, memberi kritik atau saran kepada penulis
dan penerbit, serta
Sementara itu, secara keseluruhan
resensi buku terdiri atas beberapa bagian, yaitu (1) judul resensi, (2) identitas buku yang diresensi, (3) ulasan,
dan (4) nama peresensi. Pada bagian ulasan,
penulis resensi buku atau resensator perlu menyebutkan kelemahan
dan kelebihan buku yang ditinjau
dari berbagai persepektif (Alwasilah, 2007:76). Hal ini bertujuan agar resensi yang dihasilkan
menjadi lebih objektif dan berimbang. Sehingga dapat disimpulkan hal yang dapat dikritisi dalam buku yang diresensi
adalah bobot isi dan materi buku,
serta teknik penyajian (sistematika dan bahasa) buku yang diresensi. Bagian
terpenting dalam resensi buku yaitu
bagian ulasan yang memebahas tentang kelemahan dan keunggulan buku. Empat pokok bagian tersebut harus
ada pada hasil resensi. Bagian-bagian resensi ini sangat dibutuhkan oleh pembaca untuk mengetahui seberapa penting
buku tersebut untuk dibaca. Sedangkan
untuk para penulis resensi empat bagian pembangun resensi ini harus diperhatikan dengan benar, karena hal ini harus ada dan bagian
penting dalam sebuah
resensi.
9.
Unsur-unsur Resensi
Unsur-unsur yang membangun sebuah teks resensi
dan harus ada dalam sebuah resensi.
(Daniel dalam Dalman 2014)
berpendapat yang membangun unsur-unsur resensi
yaitu; (1) Judul Resensi, (2) Data Buku , (3) Membuat Pendahuluan, (4) Tubuh atau Pernytaan
Resensi Buku, (5) Penutup. Daniel menyatakan bahwa empat hal pokok inilah yang menjadi unsur yang dapat membangun
sebuah resens. Sebagimana Farida (2013) juga
mengemukakan struktur resensi yaitu; (1) Judul resensi, (2) Data karya
yang diresensi, (3) Pembukaan, (4)
Tubuh atau isi pernyataan resensi, (5) Penutup. Pada bagian judul penulis resensi harus membuat Judul yang mempunyai
kesinambungan dengan isi resensi. Selain itu,
judul yang menarik juga akan memberikan nilai lebih tersendiri bagi
pembaca. Data karya yang diresensi
ini juga sangat penting dalam unsur-unsur resensi yang mencakup judul buku, pengarang, penerbit, dan tahun terbit beserta
cetakannya. Sedangkan untuk pembuka peresensi menyajikan gambaran umum tentang
buku yang diresensi. Memasuki pada bagian inti
atau bagian tubuh resensi baru jibarkan
tanga kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi tersebut. pada bagian ini
peresensi juga menilai apakah buku tersebut layak untuk mendapat sambutan dari pembaca atau tidak. Pada bagaina inilah
peresensi harus menilai buku tersebut secara objektif dan akurat. Untuk bagian
akhir atau penutup Pada bagian penutup
biasanya berisi alasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada siapa buku
tersebut kan ditujukan.
Ahmad, dkk (2017) juga menyebutkan
struktur yang membangun sebuah teks ulasan adalah orientasi, tafsiran isi, evaluasi
dan rangkuman. Pada pemberian judul resensi harusnya menarik, namun tidak menimbulkan
kesalahan penafsiran dan judul resensi harus
sesui dengan isi resensi. Bagian data buku atau identitas buku harus dicantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit, tahun terbit, tebal
buku dan harga buku. Pada
bagian pendahuluan umumnya bersifat
objektif mengulas identitas buku secara detail (Kusmana, 2014:6). Pada bagian pendahuluan peresensi mulai memperkenlakan
pengarang buku dan memaparkan
kekhasan sosok pengarang. Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulakn bahwa unsu-unsur yang membangaun sebuah
resensi berkaitan satu dengan yang lainya. Mulai dari judul, identitas
buku, isi resensi
buku dan bagian penutup resensi
buku. Unsur0unsur terebut
harus ada dan dicantumkan dalam resensi untuk menghasilkan resensi yang ideal.
10. Tubuh Resensi
Pada bagaian tubuh resensi terdapat
unsur-unsur yang harus ada dalam sebuah tubuh
resensi. Pada bagian tubuh resensi (Romli dalam Widyowati 2011)
mengemukakan bahwa pada bagian ini
memuat ulasan tentang tema atau judul buku, paparan singkat isi buku, gaya penulisan
buku, dan perbandingan buku dengan buku lain. Sedangkan
Dalma (2014) menyatakan berpendapat lain yang menyebutkan bahwa bagian tubuh resensi terdapat,
sinopsis, ulasan singkat buku, keunggulan buku, kelemahan buku dan rumusan kerangka buku. Pada bagian sinopisis menceritakan sebagian isi buku secara kronologis.untuk memperkuat ulasan buku yang ditulis peresensi juga perlu
mencantumkan beberapa kutipan kalimat
secukupnya. Kutipan ini selain untuk memperkuat hasil ulasan penulis juga
digunkan untuk memperjelas bagian
mana yang dinggap kurang atau menarik dari sebuah buku yang diresensi
tersebut.
Namun berbeda dengan pendapat Kusmana
(2014), yang menyatakan bahwa pada bagian isi
atau tubuh lebih mengupas gambaran umum tentang isi tersebut termasuk tema yang dijadikan
sebagai gagasan utama isi dari sebuah buku tersbut. Berdasarkan pemaparan pendapat
para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada bagian tubuh resensi atau biasa disebut sebagai isi resensi lebih
mengarah pada pemaparan keunggulan dan kelemahan buku tersebut. Pada bagian tubuh ini penulis resensi harus
menyampaikan dengan objektif dan jelas apa saja yang menjadi keunggulan
buku yang yang dapat mempengaruhi pembaca untuk
membaca. Adapun kelemahan buku juga harus disampaikan secara jujur dan objektif agar dapat menjadi pertimbangan pembaca
dalam memilih buku yang akan dibaca. Sehingga
dibagian terakhir resensi buku terdapat penilaian terhadap kualitas buku
serta rekomendasi bagi pembaca
terhadap buku yang diresensi. Beberapa hal tersebut adalah bagian-bagian resensi
buku yang biasanya ditemui di media
massa
11. Prinsip-prinsp Dasar Resensi
Sebelum menulis sebuah resensi penulis
resensi harus memahami terlebih dahulu prinsip-prinsip
dasar menulis resensi. James W (1998) menyatakan prinsip dasar resensi yaitu membaca
buku dan mencoba
masuk ke dalam ide, gagasan
atau tujuan penulis
untuk memahami apa yang dia
coba capai, dengan akurat dalam ulasan yang akan ditulis. Senada dengan Dalman (2014:120-125) yang berpendapat bahwa peresensi harus menyadari sepenuhnya tujuan meresensi, serta harus memahami
latar belakang pembacanya. Sebuah
karya tulis resensi tidak bisa ditulis secara sembarangan
saja, melainkan harus menggunakan prinsip
penulisan resensi yang telah ada. Dengan berdasar atau mengacu pada
prinsip-prinsip dasar resensi
seorang peresensi dapat menhasilkan sebuah resensi yang nilainya dapat dipertanggungjawaabkan.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Budi
(2013:50-51) penulis resensi tentu perlu mencermati
prinsip-prinsip penulisan resensi
serta ciri masing-masing media massa agar resensinya
itu dapat dimuat tanpa harus banyak perbaikan. Dalam menulis resensi prinsip- prinsip dasar ini dapat mempermudah
para penulis resesi. Dengan prinsip
dasar resensi, penulis resensi akan menyadari sepenuhnya tujuan menulis resensi
tersebut, hal tersebut sangat menetukan corak resensi. Dalam
prinsip dasar resensi juga mengharuskan penulis resensi memahami betul latar belakang pembaca yang menjadi
sasarannya. Penulis Resensi juga
harus mengetahui kebijakan dan resensi macam apa yang disukai oleh redaksi,
agar resensi yang dibuat dapat dimuat di surat kabar atau majalah.
Dari pendapat tersebut,
dapat disimpulkan bahwa seorang penulis
resensi harus menyadari sepenuhnya tujuan meresensi,
serta harus memahami latar belakang pembacanya. Mengetahui latar belakang pembaca atau mengetahui siapa sasaran
pembaca yang akan dituju dianggap
penting sebab selain bisa membantu penulis resensi mampu merancang poin-poin yang mau dipaparkan
ke dalam karya tulisnya.
12.
Langkah-Langkah Menulis
Resensi
Selain
mengetahui prinsip-prinsip dasar menulis resensi,
peresensi juga perlu memahami terlebih
dahulu langkah-langkah yang harus ditempuh
untuk menyusun teks resensi. Berkenaan dengan itu (Daniel dalam Dalman, 2014) memberikan
lima langkah- langkah membuat resensi. Pertama, penjajakan atau pengenalan
terhadap buku mulai dari tema buku, identitas penerbit,
dan siapa pengarangnya. Kedua, membaca buku secara komprehensif, cermat dan teliti. Ketiga,
menandai bagian-bagian buku yang dianggap khusus atau penting. Keempat, Membuat sinopsis atau intisari
buku.Kelima, menentukan sikap dan menilai organisasi penulisan isi, bahasa,
dan aspek teknis.
Dalam langkah ini perlu diperhatikan bahwa resensi buku harus
bermanfaat bagi pembaca. Wee dan Banister (2016) mengatakan bahwa sebuah karya tinjauan dapat menguraikan
keuntungan dan kerugian dari metode
yang digunakan dan implikasi temuan yang dibahas.
Selain itu Kuncoro (2009:12-15) juga
menyampaikan ada lima langkah menulis resensi. Pertama,
memahami dan menangkap
tujuan pengarang. Kedua, memiliki tujaun
dalam membuat resensi.
Ketiga, harus mengetahui selera pembaca. Keempat,
mempunyai
pengetahuan berbagai disisplin
ilmu pengetahuan sebagai
tolak ukur. Kelima,
menjadi pengamat buku sekaligus kolektor buku. Pada
tahap terakhir penukis resensi juga harus mengoreksi dan mengevaluasi hasil
tulisannya. Tulisan resensi yang kurang tepat atau bahkan membingungkan para pembaca dapat segera
diketahui dan diperbaiki. Hal tersebut penting
dilakukan karena resensi
sangat mempengaruhi pembaca
dalam menentukan pilihannya. Dalam menulis resensi usahakan meresensi karya atau sebuah buku
yang baru. Sehingga hal tersebutdapat membuat penasaran para pembaca.
No comments:
Post a Comment