Saturday, January 14, 2023

STRATEGI MENULIS RESENSI

 Keterampilan Menulis Resensi

 

1.      Pengertian Menulis

Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat kompleks. Keterampilan menulis sangat penting bagi pengembangan diri siswa, baik untuk melanjutkan studi ke lembaga pendidikan lebih tinggi ataupun untuk terjun kemasyarakat. Cahyaningrum, dkk (2018) mengatakan bahwa keterampilan menulis sangat penting diajarkan di berbagai jenjang pendidikan. Pada dunia pendidikan keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang ditekankan pembinaannya dan pengembangannya, disamping membaca dan berhitung. Banyak ahli telah mengemukakan pengertian menulis (Boals dalam Qismullah 2018) menyatakan bahwa menulis adalah proses pembuatan makna dan serangkaian kegiatan pembuatan teks termasuk di dalamnya menghasilkan, mengatur, dan mengembangkan ide dalam kalimat serta menyusun, membentuk, membaca ulang teks, mengedit dan merevisi sebuah teks. Keterampilan menulis merupakan bentuk atau wujud kemampuan atau keterampilan berbahasa yang paling akhirdikuasai pembelajar bahasa setelah mendengarkan, berbicara, dan membaca.

Salah satu keterampilan menulis yang diajarkan di sekolah yaitu menulis resensi. Endah, dkk (2012) mengemukakan bahwa keterampilan menulis dapat dikembangkan melalui tahapan sederhana, yaitu dari mengamati, menanya, menalar, dan mencoba. Senada dengan pendapat tersebut Kusmana (2014:15) juga menyatakan bahwa tahapan tersebut juga berlaku pada saat menulis resensi. Melalui tahapan menulis resensi maka dengan sendirinya seseorang juga sedang berlatih meningkatkan keterampilan menulisnya. Sebagaimana dikatakan Ginting (2015) keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Keterampilan menulis membutuhkan pengetahuan dan keterampilan berbahasa lain yang mendukung untuk menyampaikan gagasan dengan efektif. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nugraha, dkk (2018) Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang perlu diatih secara terus menerus. Kemampuan menulis tersebut akan semakin berkembang apabila ditunjang dengan kegiatan membaca dan kekayaan kosa kata yang dimilikinya. Namun sebelum melakukan kegiatan menulis resensi untuk meingkatkan ketrampilan menulis melalui kegitana meresensi buku hal pertama yang harus dilakukan yaitu mengetahui dasar-dasar ketrampilan menulis resensi.


2.      Pengertian Resensi

Pengertian Resensi sindiri adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menilai baik tidaknya sebuah buku. Resensi sering juga diistilahkan dengan timbang buku, tinjauan buku, bedah buku, dan sebagainya (Dalman, 2014:125). Sebagaimana dikatakan Montazeran (2012) tinjauan buku adalah semacam evaluasi dari sudut pandang kritis dimana peresensi memikirkan secara mendalam dan rinci bagin-bagian dari buku yang diresensi tersebut sehingga dapat menilai baik dan buruknya sebuah buku. Senada dengan pendapat di atas Fardengki, dkk (2012) mengatakan bahwa resensi merupakan hasil penilaian atau timbangan terhadap kelebihan dan kelemahan suatu buku. Sehingga dapat diartikan bahwa resensi adalah kegiatan yang membahas, mengulas dan menilai sebuah karya tulis tentang baik dan buruk kualitas sebuah karya tulis tersebut. Teks resensi memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi, karena teks resensi adalah teks yang dihasilkan dari sebuah analisis mendalam terhadap satu hal dengan melibatkan berbagai hal sebagai pertimbangan sehingga menghadirkan penilaian yang adil, objektif, dan rasional dari teks yang diresensi tersebut.

Kastiyawan, dkk (2007) juga menyatakan bahwa teks resensi adalah teks yang berisi pemberian kritik, evaluasi, atau melakukan review terhadap karya cipta intelektual. Peresensi dituntut objektivitas dalam memberikan penilaian atas karya sastra tersebut sehingga tidak boleh bersifat subjektif, misalnya karena rasa suka atau tidak suka pada pengarangnya. (Yulidar br. Pohan, 2014). Dalam membahasa dan mengulas suatu karya tulis, penulis resensi akan mengungkapkan aspek-aspek keunggulan dan kelemahan dari karya tulis tersebut secara keseluruhan dan objektif yang diperoleh dari buku yang diresensi dan disampaikan kepada masyarakat. Menilai sebuah buku berarti memberi saran kepada para pembaca secra keseluruhan untuk menolak atau menerima kehadiran buku tersebut. Seorang penulis resensi harus tetap berusaha untuk menimbulkan dan memberi kesan kepada pembaca bahwa penilaiannya telah diberikan secara tepat dan dilakukan secara objektif. Dalam menciptakan sebuah karya resensi buku yang objektif, seorang peresensi sharus pelajari dan mengetahui dengan benar langkah-langkah meresensi dengan baik dan benar agar mendapatkan hasil resensi yang objektif dan pembaca dapat point-point yang tepat mengenai kekurangan dan kelebihan sebuah karya tersebut.


3.      Tujuan Resensi

Setiap karya yang diciptakan selalu memiliki tujuannya masing-masing, begitupun dengan karya tulis resensi. Sebelum menulis resensi, hendaknya peresensi memahami terlebih dahulu tujuan resensi. Secara umum tujuan meresensi sebuah buku yaitu untuk menginformasikan isi buku tentang yang ditulis dan dibahas, kepada masyarakat luas dan para pembaca pada khususnya. Jauhari (2010:30) mengatakan bahwa resensi bertujuan menyampaikan kepada pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya sastra patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. Sebagaimana Heyd (2017) mengatakan bahwa seorang peresensi buku akan memberi tahu pembaca tentang buku itu, apa kelebihan dan kelemahannya, apakah peresensi merekomendasikannya atau tidak, dan bagi siapa buku itu berguna. Pada intinya penulis resensi akan member tahukan isi dari garis besar buku yang ia resensi. Dalam hal ini seorang yang menulis resensi harus paham mengenai seluru isi karya atau buku tersebut agar dapat disampaikan pada masyarakat, layak tidakya karya atau buku ini dinikmati dan dibaca oleh masyarakat pada umumnya. Selain itu resensi juga menyediakan dan menyajikan jawaban yang ditimbulkan oleh pembaca ketika melihat buku yang baru diterbitkan.

Suwarni (2016) juga berpendapat saat meresensi, kita juga akan memberikan komentar atau tanggapan, semacam penilaian terhadap kelebihan dan kekurangannya. Selain itu Angin (2018) juga berpendapat bahwa resensi akan memperkenalkan kepada pembaca karya pengarang baru dan selalu mengajak kita mengikuti perkembangan dari yang lebih lama menuju yang baru. Penulis resensi juga memiliki tujuan untuk mengajak membaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan problema yang muncul dalam sebuah buku. Resensi juga dapat bertujuan untuk memperkenalkan suatu karya atau buku keluaran terbaru kepada orang lain yang belum membaca atau belum menyaksikan sehingga setelah membaca resensi orang tersebut tergerak hatinya untuk menyaksikan atau membaca karya atau buku yang diresensi. Secara sederhana teks resensi juga bertujuan menyajikan informasi secara komprehensif tentang sebuah karya, serta mempengaruhi penikmat karya untuk memikirkan,      merenungkan,  dan mendiskusikan fenomena dalam suatu karya; serta memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah sebuah karya layak dinikmati atau tidak


 

4.      Manfaat Menulis Resensi

Menulis resensi juga mendatangkan banyak manfaat bagi para pembaca maupun untuk para penulis resensi. Manfaat-manfaat ini dapat dirasakan oleh para penulis resensi. (Heyd, 2017) mengatakan bahwa menulis sebuah resensi dapat mempertajam kemampuan menulis dan berpikir kritis seseorang. Oktaria (2017) menyatakan bahwa menulis adalah keterampilan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. (Haryanto dalam Dalman 2014) mengemukakan ada 4 manfaat membuat resensi buku, yaitu (1) mengasah intelektual, (2) memahami secara mendalam isi buku yang diresensi, (3) mendapat penghasilan jika resensi tersebut dimuat di media massa, dan (4) akan dikenal dan direkrut untuk terus meresensi buku oleh penerbit buku jika telah produktif membuat resensi. (Meyers, 1946) juga berpendapat bahwa manfaat menulis resensi buku dapat dirasakan oleh penulis resensi yaitu seorang pengulas berpartisipasi dalam kehidupan sastra dan menungkan ide-idenya sambil menulis bukunya sendiri. Tulisan resensi yang dihasilkan juga dapat dimanfaatkan oleh penerbit media massa, sebuah resensi buku dimanfaatkan sebagai berita khas yang memberikan informasi cukup cermat,teliti, dan menarik bagi pembaca.

Seperti sastra itu sendiri, kritik melibatkan ambisi, agresi, emosi, dan ego penulis, pengulas, dan editor. Rondiyah, dkk (2017) berpendapat dengan menulis, seseorang mampu mengungkapkan gagasan secara sistematis, jelas, logis, serta mampu berkomunikasi sesuai dengan konteks. Selain itu, melalui kegiatan menulis, gagasan yang diungkapkan dapat diketahui oleh banyak orang sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat luas. Sebagaimna yang di ungkapkan Nugraha, dkk (2018) yang mengatakan bahwa manfaat yang paling dirasakan oleh peresensi adalah bertambahnya wawasan dan pengetahuannya. Berdasarkan pendapat tersebut dalam hal ini ketrampilan menulis seseorang juga akan semakin meningkat dengan sering berlatih membaca dan menulis sebuah resensi. Sehingga menjadi penulis resensi juga banyak menarik masyarakat untuk mencobanya, karena selain banyak manfaat yang akan dirasakan oleh peara penulis resensi, karena hasil karya tulis resensi juga dapat digunakan sebagai ladang pekerjaan. Menulis resensi atau menjadi seorang peresensi buku memang tidak akan sia-sia, karna ilmu dan pengalaman yang ia dapat akan sangat membantu untuk dirinya maupun untuk orang lain yang membaca karya resensi yang dihasilkan.


 

5.      Resensi Berdasarkan Media atau Forumnya

 

Berdasarkan media atau forumnya, resesi dapat dibagi lagi menjadi dua kelompok. Dalman (2014: 130) membagi resensi buku menjadi dua yaitu resensi ilmiah dan resensi ilmiah popular. Dari kedua resensi buku tersebut hal yang membedakannya adalah bahasa dan tata cara penulisan yang digunakan. Musfah (2016:60) berpendapat dalam sebuah resensi buku ilmiah menggunakan tata cara dan prosedur keilmuan tertentu, menggunakan rujukan atau acuan, dan bahasa resmi dari buku serta pembahasan dipaparkan selengkap-lengkapnya. Sementara itu, resensi buku ilmiah popular tidak menggunakan rujukan atau acuan tertentu. Selain itu, isi resensi hanya sering memaparkan bagian-bagian yang menarik saja. Penyajiannya pun tidak terlalu tunduk pada bahasa resmi atau bahasa baku (Kuncoro, 2009: 9-10). Penulisan resensi karya ilmiah, diperlukan adanya pengumpulan data, informasi, atau pengetahuan tambahan yang berkaitan dengan tema karangan ilmiah yang kan diresensi.Pengtahuan tambahan ini dapat mempermudah dalam kegiatan meniai atau bahkan membandingkan karya ilmiah satu dengan karya ilmiah yang lainnya.

Selain meresensi karya ilmiah terdapat resensi ilmiah popular yang sering di tulis oleh para peresensi. Resensi karya ilmiah populer ini banyk mengangkat atau memilih buku-buku yang ringan dan cenderung banyak diminati oleh kalangan generasi muda. Wijana (2013) menyatakan bahwa tulisan-tulisan (ilmiah) populer lazimnya menggunakan ragam bahasa yang sifatnya sedikit santai. Resensi karya ilmiah populer lazimnya berisi atau membicaraan tentang ilmu pengetahuan dengan teknik penyajian yang sederhana mengenai hal-hal kehidupan sehari-hari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa berdasarkan forummnya resensi dapat dibedakan menjadi resensi ilmiah dan resensi ilmiah popular. Hal yang dapat membedakan kedua resensi tersebut antara lain adalah bahasa dan tata cara penulisan yang digunakan oleh para penulis. Dalam resensi ilmiah digunakan tata cara atau kaidah-kaidah keilmuan tertentu, menggunakan rujukan atau acuan sebuah teori, dan menggunakan bahasa resmi serta dipaparkan selengkap-lengkapnya. Sementara itu, resensi ilmiah populer tidak menggunakan rujukan atau acuan tertentu dalam menulisnya. Selain itu, dilihaat dari isi resensi sering hanya memaparkan bagian-bagian yang menarik saja. Penyajin resensi ilmiah populerpun tidak terlalu tunduk pada bahasa resmi atau baku. Dalam penulisannya pun sangat berbeda baik dari segi bahasa dan sudut pandang pembahasannya. Sehingga perbedaan yang paling mencolok dari resensi buku berdasarkan forumnnya dapat dilihat dari segi penggunaan bahasa.


 

6.      Resensi Berdasarkan Isi Sajian

 

Selain dengan media forumnya resensi buku juga dapat dibedakan berdasarkan isi sajian atau isi resensinya. Resensi buku berdasarkan isi sajiannya dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu resnsi informatif, resensi evaluative, dan resensi informatif-evaluatif. (Suryono dalam Dalman, 2014) mengatakan bahwa sebauh resensi informative berisi informasi tentang hal-hal dari suatu buku. Pada umumnya, isi resensi ini hanya ringkasan mengenai apa isi buku atau hal-hal yang bersangkutan dengan isi buku. Sejalan dengan pendapat tersebut Thamsin (2017) menyatakan bahwa resensi evaliuatif lebih banyak menyajikan penilaian peresensi tentang isi buku atau hal-hal yang berkaitan dengan buku. Sebagaimana Pireddu (2013) juga menyatakan bahwa resensi buku pada dasarnya adalah deskripsi yang melibatkan analisis kritis dan bertujuan mengevaluasi makna dan pentingnya sebuah buku. Sariyem (2016) mengatakan menganalisi secara kritis adalah memahami secara mendalam dan melakukan upaya-upaya analisis-evaluatif bacaan sebagai kebutuhan untuk menguji, apakah informasi tersebut otentik atau tidak. Saddhono, dkk (2016) juga menyatakan bahwa berfikir kritis ini dibutuhkan dalam era mea yang harus mampu berpikir kritis dan mampu mamanfaatkan peluang yang ada

Sedangkan untuk resensi informative-evaluatif Kosasih (2012:10-11) berpendapat bahwa resensi informative-evaluatif merupakan perpaduan dua jenis resensi, yaitu resensi informatif dan evaluatif. Resensi informatif-evaluatif di samping menyajikan semacam ringkasan buku atau hal-hal penting yang ada di buku juga menyajikan penilaian peresensi tentang isi buku. Senada dengan (Saryono dalam Dalman, 2014: 133-134) bahwa resensi Informatif-Evaluati menyajikan ringkasan buku dan menyajikan penilaian peresensi tentang isi buku tersebut. Dari paparan diatas dapat disimpulakn bahwa resensi buku dapat digolongkan menjadi 3 yang mana ketiga jenis tersebut memiliki kajian masing-masing. Pada jenis ke tiga yaitu informatif-evaluatif dianggap paling ideal, karena menggabungkan kedua jenis resensi. Resensi informatif-evaluatif merupakan resensi yang paling banyak dipilih oleh penulis maupun pembaca karena dianggakap paling idela dan mencakup kedua jenis resensi lainnya. Dalam informatif-evaluatif disajikan ulasan novel dan kelebihan dan kelemahan novel sehingga para pembaca resensi lebih tertaik membaca resensi dengan jenis informatif- evaluatif karena isinya lebih lengkap.


 

7.      Bahasa Resensi

 

Bahasa yang mudah dipahami dan cara penyampaian yang komukatif merupakan pertimbangan yang perlu disampaikan kepeda pembaca resensi. Pemilihan karakter bahasa berkaitan erat dengan masalah penyajian tulisan resensi. Misalnya, kalimat runtun, ejaannya benar dan tidak berpanjang lebar atau bertele-tele (Wahyudi, 2013:13-14). Seoranng penulisan resensi juga harus pandai memilah dan memilih kalimat yang efektif untuk tulisannya. Yahya, dkk (2018) mengemukakan bahwa cirri dari kalimat efektif yaitu kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan dan kelogisan bahasa. Selain itu dalam sebuah resensi atau teks ulasan juga ditandai dengan penggunaan kata-kata sifat, seperti menarik, layak, berhasil, atau sebaliknya. Hal ini untuk memperjelas persetujuan atau penolakan terhadap buku tersebut. Dalam menulis resensi bahasa yang digunakan harus dapat digunakan sebagai media komunikasi tetang apa yang ditulis peresensi pada para pembaca. Karena fungsi utama bahasa adalah sebagai media komunikasi (Thorima,2017).

Bahasa resensi banyak menggunakan kata yang menyatakan perincian aspek. Memperkuat pendapat tersebut Adeninawaty (2018) juga menyatakkan bahwa hal tersebut ditandai dengan penggunaan kata-kata, seperti berdasarkan, dari segi, pertama, kedua,dan terakhir. Teks resensi juga memiliki kaidah-kaidah kebahasaannya sendiri yang dapat membedakan denga teks yang lainnya. Dalam teks resensi banyak menggunakan konjungsi penerang, seperti bahwa, yakni, yaitu selain itu teks resensi juga banyak menggunakan konjungsi temporal: sejak, semenjak, kemudian, akhirnya. Konjungsi ini digunkan untuk empermudah pembaca dan mempertegas bahasan yang disampaikan. Dalam karya tulis resensi bahasa yang biasa digunakan biasanya singkat, padat, dan tegas, menarik, mudah ditangkap, dan enak dibaca. Pemilihan karakter bahasa disesuaikan dengan sasaran pembaca yang akan dituju. Dalam menulis resensi buku bahasa yang digunakan lebih cenderung menggunakan bahasa sehari-hari agar mudah dipahami oleh pembaca. Dengan menggunakan bahasa yang mudah ditangkap maka akan lebih memudahkan para pembaca untuk memahami atau menangkap informasi yang ada dalam resensi.


 

8.      Bagian-Bagian Resensi

Resensi disusun atas bagian-bagian tertentu yang membanggun sebuah teks resensi. Kokasih (2012:55-56) berpendapat mengenai bagian-bagian resensi buku menurutnya, bagian yang paling umum ada dalam resensi buku adalah identitas buku. Pada bagian identitas buku penulis resensi lazimnya mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit, tahun terbit, kota terbit, ukuran buku tebal atau lebarnya, dan jumlah halaman buku yang akan diresensi. Sedangkan untuk harga buku penulis jarang mencantumkan karena dapat berbeda – beda, bergantung pada toko yang menjualnya. Romli (2006:78) mengemukakan sebuah resensi buku biasanya terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahluan, isi memberi kritik atau saran kepada penulis dan penerbit, serta memberi pertimbangan dan penutup. Bagian pendahuluan rsesensi buku berisi informasi objektif dan identitas buku yang meliputi judul, penulis, penerbit, dan tahun terbit, jumlah halaman, harga buku. Adapun bagian isi memmuat ulasan tentang tema atau judul buku, paparan singkat isi buku, gaya penulisan buku, dan perbandingan buku dengan buku lain. Sementara itu, bagian penutup berisi penilaian resensator tentang kualitas isi buku secara keseluruhan, menilai kelebihan atau kekurangan buku, memberi kritik atau saran kepada penulis dan penerbit, serta

Sementara itu, secara keseluruhan resensi buku terdiri atas beberapa bagian, yaitu (1) judul resensi, (2) identitas buku yang diresensi, (3) ulasan, dan (4) nama peresensi. Pada bagian ulasan, penulis resensi buku atau resensator perlu menyebutkan kelemahan dan kelebihan buku yang ditinjau dari berbagai persepektif (Alwasilah, 2007:76). Hal ini bertujuan agar resensi yang dihasilkan menjadi lebih objektif dan berimbang. Sehingga dapat disimpulkan hal yang dapat dikritisi dalam buku yang diresensi adalah bobot isi dan materi buku, serta teknik penyajian (sistematika dan bahasa) buku yang diresensi. Bagian terpenting dalam resensi buku yaitu bagian ulasan yang memebahas tentang kelemahan dan keunggulan buku. Empat pokok bagian tersebut harus ada pada hasil resensi. Bagian-bagian resensi ini sangat dibutuhkan oleh pembaca untuk mengetahui seberapa penting buku tersebut untuk dibaca. Sedangkan untuk para penulis resensi empat bagian pembangun resensi ini harus diperhatikan dengan benar, karena hal ini harus ada dan bagian penting dalam sebuah resensi.


 

9.      Unsur-unsur Resensi

Unsur-unsur yang membangun sebuah teks resensi dan harus ada dalam sebuah resensi. (Daniel dalam Dalman 2014) berpendapat yang membangun unsur-unsur resensi yaitu; (1) Judul Resensi, (2) Data Buku , (3) Membuat Pendahuluan, (4) Tubuh atau Pernytaan Resensi Buku, (5) Penutup. Daniel menyatakan bahwa empat hal pokok inilah yang menjadi unsur yang dapat membangun sebuah resens. Sebagimana Farida (2013) juga mengemukakan struktur resensi yaitu; (1) Judul resensi, (2) Data karya yang diresensi, (3) Pembukaan, (4) Tubuh atau isi pernyataan resensi, (5) Penutup. Pada bagian judul penulis resensi harus membuat Judul yang mempunyai kesinambungan dengan isi resensi. Selain itu, judul yang menarik juga akan memberikan nilai lebih tersendiri bagi pembaca. Data karya yang diresensi ini juga sangat penting dalam unsur-unsur resensi yang mencakup judul buku, pengarang, penerbit, dan tahun terbit beserta cetakannya. Sedangkan untuk pembuka peresensi menyajikan gambaran umum tentang buku yang diresensi. Memasuki pada bagian inti atau bagian tubuh resensi baru jibarkan tanga kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi tersebut. pada bagian ini peresensi juga menilai apakah buku tersebut layak untuk mendapat sambutan dari pembaca atau tidak. Pada bagaina inilah peresensi harus menilai buku tersebut secara objektif dan akurat. Untuk bagian akhir atau penutup Pada bagian penutup biasanya berisi alasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada siapa buku tersebut kan ditujukan.

Ahmad, dkk (2017) juga menyebutkan struktur yang membangun sebuah teks ulasan adalah orientasi, tafsiran isi, evaluasi dan rangkuman. Pada pemberian judul resensi harusnya menarik, namun tidak menimbulkan kesalahan penafsiran dan judul resensi harus sesui dengan isi resensi. Bagian data buku atau identitas buku harus dicantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit, tahun terbit, tebal buku dan harga buku. Pada bagian pendahuluan umumnya bersifat objektif mengulas identitas buku secara detail (Kusmana, 2014:6). Pada bagian pendahuluan peresensi mulai memperkenlakan pengarang buku dan memaparkan kekhasan sosok pengarang. Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulakn bahwa unsu-unsur yang membangaun sebuah resensi berkaitan satu dengan yang lainya. Mulai dari judul, identitas buku, isi resensi buku dan bagian penutup resensi buku. Unsur0unsur terebut harus ada dan dicantumkan dalam resensi untuk menghasilkan resensi yang ideal.


 

 

10.  Tubuh Resensi

Pada bagaian tubuh resensi terdapat unsur-unsur yang harus ada dalam sebuah tubuh resensi. Pada bagian tubuh resensi (Romli dalam Widyowati 2011) mengemukakan bahwa pada bagian ini memuat ulasan tentang tema atau judul buku, paparan singkat isi buku, gaya penulisan buku, dan perbandingan buku dengan buku lain. Sedangkan Dalma (2014) menyatakan berpendapat lain yang menyebutkan bahwa bagian tubuh resensi terdapat, sinopsis, ulasan singkat buku, keunggulan buku, kelemahan buku dan rumusan kerangka buku. Pada bagian sinopisis menceritakan sebagian isi buku secara kronologis.untuk memperkuat ulasan buku yang ditulis peresensi juga perlu mencantumkan beberapa kutipan kalimat secukupnya. Kutipan ini selain untuk memperkuat hasil ulasan penulis juga digunkan untuk memperjelas bagian mana yang dinggap kurang atau menarik dari sebuah buku yang diresensi tersebut.

Namun berbeda dengan pendapat Kusmana (2014), yang menyatakan bahwa pada bagian isi atau tubuh lebih mengupas gambaran umum tentang isi tersebut termasuk tema yang dijadikan sebagai gagasan utama isi dari sebuah buku tersbut. Berdasarkan pemaparan pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada bagian tubuh resensi atau biasa disebut sebagai isi resensi lebih mengarah pada pemaparan keunggulan dan kelemahan buku tersebut. Pada bagian tubuh ini penulis resensi harus menyampaikan dengan objektif dan jelas apa saja yang menjadi keunggulan buku yang yang dapat mempengaruhi pembaca untuk membaca. Adapun kelemahan buku juga harus disampaikan secara jujur dan objektif agar dapat menjadi pertimbangan pembaca dalam memilih buku yang akan dibaca. Sehingga dibagian terakhir resensi buku terdapat penilaian terhadap kualitas buku serta rekomendasi bagi pembaca terhadap buku yang diresensi. Beberapa hal tersebut adalah bagian-bagian resensi buku yang biasanya ditemui di media massa

 

11.  Prinsip-prinsp Dasar Resensi

Sebelum menulis sebuah resensi penulis resensi harus memahami terlebih dahulu prinsip-prinsip dasar menulis resensi. James W (1998) menyatakan prinsip dasar resensi yaitu membaca buku dan mencoba masuk ke dalam ide, gagasan atau tujuan penulis untuk memahami apa yang dia coba capai, dengan akurat dalam ulasan yang akan ditulis. Senada dengan Dalman (2014:120-125) yang berpendapat bahwa peresensi harus menyadari sepenuhnya tujuan meresensi, serta harus memahami latar belakang pembacanya. Sebuah


karya tulis resensi tidak bisa ditulis secara sembarangan saja, melainkan harus menggunakan prinsip penulisan resensi yang telah ada. Dengan berdasar atau mengacu pada prinsip-prinsip dasar resensi seorang peresensi dapat menhasilkan sebuah resensi yang nilainya dapat dipertanggungjawaabkan.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Budi (2013:50-51) penulis resensi tentu perlu mencermati prinsip-prinsip penulisan resensi serta ciri masing-masing media massa agar resensinya itu dapat dimuat tanpa harus banyak perbaikan. Dalam menulis resensi prinsip- prinsip dasar ini dapat mempermudah para penulis resesi. Dengan prinsip dasar resensi, penulis resensi akan menyadari sepenuhnya tujuan menulis resensi tersebut, hal tersebut sangat menetukan corak resensi. Dalam prinsip dasar resensi juga mengharuskan penulis resensi memahami betul latar belakang pembaca yang menjadi sasarannya. Penulis Resensi juga harus mengetahui kebijakan dan resensi macam apa yang disukai oleh redaksi, agar resensi yang dibuat dapat dimuat di surat kabar atau majalah.

Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa seorang penulis resensi harus menyadari sepenuhnya tujuan meresensi, serta harus memahami latar belakang pembacanya. Mengetahui latar belakang pembaca atau mengetahui siapa sasaran pembaca yang akan dituju dianggap penting sebab selain bisa membantu penulis resensi mampu merancang poin-poin yang mau dipaparkan ke dalam karya tulisnya.

 

12.  Langkah-Langkah Menulis Resensi

Selain mengetahui prinsip-prinsip dasar menulis resensi, peresensi juga perlu memahami terlebih dahulu langkah-langkah yang harus ditempuh untuk menyusun teks resensi. Berkenaan dengan itu (Daniel dalam Dalman, 2014) memberikan lima langkah- langkah membuat resensi. Pertama, penjajakan atau pengenalan terhadap buku mulai dari tema buku, identitas penerbit, dan siapa pengarangnya. Kedua, membaca buku secara komprehensif, cermat dan teliti. Ketiga, menandai bagian-bagian buku yang dianggap khusus atau penting. Keempat, Membuat sinopsis atau intisari buku.Kelima, menentukan sikap dan menilai organisasi penulisan isi, bahasa, dan aspek teknis. Dalam langkah ini perlu diperhatikan bahwa resensi buku harus bermanfaat bagi pembaca. Wee dan Banister (2016) mengatakan bahwa sebuah karya tinjauan dapat menguraikan keuntungan dan kerugian dari metode yang digunakan dan implikasi temuan yang dibahas.

Selain itu Kuncoro (2009:12-15) juga menyampaikan ada lima langkah menulis resensi. Pertama, memahami dan menangkap tujuan pengarang. Kedua, memiliki tujaun dalam membuat resensi. Ketiga, harus mengetahui selera pembaca. Keempat, mempunyai


pengetahuan berbagai disisplin ilmu pengetahuan sebagai tolak ukur. Kelima, menjadi pengamat buku sekaligus kolektor buku. Pada tahap terakhir penukis resensi juga harus mengoreksi dan mengevaluasi hasil tulisannya. Tulisan resensi yang kurang tepat atau bahkan membingungkan para pembaca dapat segera diketahui dan diperbaiki. Hal tersebut penting dilakukan karena resensi sangat mempengaruhi pembaca dalam menentukan pilihannya. Dalam menulis resensi usahakan meresensi karya atau sebuah buku yang baru. Sehingga hal tersebutdapat membuat penasaran para pembaca.


Pendapat lain diutarakan oleh Putra (2008:78) yang menyebutkan bahwa ada tahap penulisan resensi buku. 
Tahap-tahap tersebut adalah 

(1) membaca keseluruhan isi buku untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang buku, 

(2) membaca bagian pengantar dan pendahuluan untuk memperoleh gambaran kasar buku,

(3) mencatat kelebihan dan kekurangan buku, 

(4) mencermati kebenaran materi 

(5) mencermati hal-hal dalam buku. 

Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa hal terpenting dari penulisan resensi buku adalah memiliki kecermatan, ketelitian dan mempunyai nilai manfaat bagi para pembaca. selain itu penulis resensi juga memerlukan wawasan dan ilmu pengetahuan yang luas serta mengetahui bagaimana etika dan prinsip-prinsip dalam penulisan resensi buku. Beberapa hal tersebut mampu melahirkan sebuah resensi buku yang baik dan bermutu.


(di ambil dari : Mr. Syamsul Qomar, S. Pd,. M. Pd ditulis kembali oleh Hermawan Yulianto, S. Pd)

No comments:

Post a Comment

Contoh surat pemberitahuan PTS

 Contoh surat pemberitahuan PTS مؤسسة الّتربية السلامية روضة العلوم                      YAYASAN RAUDLATUL ‘ULUM GUHA                   ...